Description
Diskon 70% untuk subscriber Platinum!
Sirosis hati merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas, yang merupakan penyebab kematian terbesar kedelapan di seluruh dunia.1 Menurut data BPJS Kesehatan tahun 2022, 2.159 orang meninggal karena sirosis dan kanker hati, yang merupakan dampak dari hepatitis kronis.2 Hati memiliki kapasitas regenerasi dan perbaikan yang sangat besar. Penyebab utama sirosis hati adalah virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), dan konsumsi alkohol. Penyakit ini memiliki prognosis yang sangat buruk dan sulit diobati.1 Perubahan patofisiologis pada penyakit sirosis hati memerlukan penerapan analisis dalam tatalaksana kegawatdaruratan pada pasien sirosis hati terkini secara menyeluruh yang harus ditangani secara khusus.
Setiap pasien riwayat sirosis hati bervariasi, oleh karena itu prediksi prognostik di setiap individu sangat penting untuk manajemen pasien. Beberapa indikator prognostik klinis telah dikembangkan, meskipun kinerja umumnya terbatas, seperti Biomarker prognostik molekuler.3 Kinerja diagnostik non- invasif tes untuk menentukan stadium penyakit hati dan ambang batas untuk mendiagnosis fibrosis atau sirosis yang signifikan.4 Oleh karena itu, deteksi dini dan diagnosis kegawatdaruratan pasien sirosis hati sangat penting dilakukan untuk mencegah komplikasi yang serius dan agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan pasien.
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara mandiri dan kolaborasi pada pasien sirosis hati meliputi pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi, dan evaluasi untuk meminimalkan kemungkinan pendarahan gastrointestinal dengan memberikan suplemen vitamin dan nutrisi, pemberian preparate diuretic, dan meminimalkan perubahan cairan serta elektrolit dengan asupan protein dan kalori yang adekuat.5 Maka diperlukan suatu metode yang tepat yaitu dengan memberikan asuhan keperawatan dalam penanganan kegawatdaruratan sirosis hati yang dapat memperbaiki kelangsungan dan kualitas hidup bagi pasien.
Umumnya fokus utama dalam pengobataan pasien sirosis hati ditujukan untuk pencegahan hipertensi portal, salah satunya dengan pemberian terapi farmakologi. Terapi obat atau terapi farmakologis berdampak pada pemulihan pasien, pengurangan gejala, dan peningkatan kesehatan dan kualitas hidup pasien. Sehingga dibutuhkan farmakoterapi dalam pengobatan sirosis hati agar dapat mengobati penyakit atau gejalanya.
Peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan terkait kasus sirosis hati menjadi sangat penting untuk mengurangi angka kematian akibat penyakit tersebut. Masing-masing tenaga kesehatan memiliki peran vital dalam penanganan pasien sirosis hati. Dukungan keluarga, teman serta tenaga kesehatan juga berperan penting dalam membantu para penderita dalam menghadapi penyakitnya. Diharapkan semua tenaga kesehatan memiliki pengetahuan yang baik dalam penanganan kegawatdaruratan pasien sirosis hati. Sebagai upaya pembaruan ilmu, kami LPK Orion Education Training bersama LPPP Laboratorium Medik Utama menyelenggarakan webinar kesehatan nasional untuk para dokter, perawat, apoteker, dan farmasi dengan memfasilitasi pertukaran pengetahuan antar profesional. Melalui Webinar dengan tema “Kegawatdaruratan Sirosis Hati: Penanganan, Pengobatan dan Pencegahan” untuk meningkatkan pengetahuan sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal kepada masyarakat dan membangun hubungan tali silaturahmi antar seluruh praktisi kesehatan dan tenaga pendidik, serta masyarakat umum di seluruh wilayah Indonesia. Webinar ini akan dihadiri oleh narasumber ahli dan berpengalaman di bidangnya sehingga tenaga kesehatan di Indonesia mendapatkan keilmuan dan wawasan terkini.